Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa, YASMIB Perkenalkan Aplikasi untuk Memantau Proses Tender

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Swadaya Mitra Bangsa (YASMIB) Sulawesi terus melakukan sosialisasi aplikasi opentender.net untuk mencegah terjadinya tindakan yang dapat merugikan masyarakat dan negara, seperti tindak pidana korupsi (Tipikor). Sosialisasi dilakukan kepada puluhan aktivis perempuan dan jurnalis di Kota Makassar.

“Tujuannya ini kami lakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu proyek pemerintah ada indikasi korupsi. Sehingga bisa dicegah sedini mungkin,” kata Andi Muhammad Hidayat Koordinator Divisi Hukum dan Kebijakan Publik YASMIB Sulawesi di Warkop Independen, Senin (28 /8 )

Bacaan Lainnya

Hidayat mengatakan, aplikasi opentender.net dapat membaca kemungkinan ada kolusi, manipulasi, atau monopoli dalam setiap proyek pengadaan barang dan jasa. “Aplikasi ini dikembangkan oleh Indonesia Corruption Watch,” katanya.

Untuk menilai tingkat resiko, lanjut dia opentender memiliki lima indikator. Meliputi nilai kontrak, penghematan, partisipasi, monopoli, dan waktu pengerjaan proyek. Nilai resiko mulai dari 1 sampai 20. “Semakin tinggi nilainya maka semakin beresiko,” kata Hidayat.

Hidayat berharap aplikasi ini bisa dimanfaatkan oleh aktivis perempuan, jurnalis, dan masyarakat yang ingin memantau pengadaan barang dan jasa pemerintah. Terbukti dari beberapa kasus besar korupsi pengadaan barang dan jasa, oleh opentender proyek tersebut masuk dalam sepuluh besar proyek paling beresiko,seperti kasus UPS di Jakarta, katering haji, dan kasus e-KTP.

“Selain sosialisasi ke masyarakat, kami juga akan bekerjasama dengan pemerintah, untuk memanfaatkan aplikasi ini mencegah korupsi,” tambah Hidayat.

Koordinator Divisi Analisis Perencenaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah YASMIB Sulawesi Affan Nasir, mengatakan, untuk menggunakan aplikasi opentender sangat mudah. Pengguna bisa masuk ke alamat website opentender.net kemudian mencari data yang dibutuhkan.

“Semua data proyek di Indonesia otomatis dipantau resikonya,” kata Affan.

Salah satu Wartawan Muhammad Yunus mengatakan sangat terbantu dengan opentender.net. Salah satu hasil liputannya tentang pengadaan traktor tangan di Sulawesi Selatan berawal dari opentender.
“Saat itu saya melihat 10 proyek yang paling beresiko di tahun 2015, saya mencoba memilih proyek traktor tangan, karena ini yang mudah ditelusuri,” kata Yunus.

Menurut Yunus, jurnalis bisa menjadikan data opentender sebagai ide liputan mendalam atau liputan investigasi pengadaan barang dan jasa. Tapi, tidak semua mudah diliput. “Jurnalis harus memperhitungkan biaya, waktu, dan tenaga yang dibutuhkan. Sebelum menentukan proyek mana yang akan diinvestigasi,” katanya.

Yunus mengatakan, data di opentender sangat bagus bagi jurnalis yang menyukai tantangan dalam melakukan peliputan. “Data awal dan narasumber yang harus diwawancarai sudah tersedia, wartawan hanya perlu tenaga dan tekad kuat untuk membongkar fakta di lapangan,” katanya.

Saat meliput, Yunus mengaku menemukan hal-hal mencengangkan. Misalnya ada dua perusahaan peserta tender yang berkantor di satu ruko. Perusahaan peserta tender banyak, tapi yang melengkapi berkas hanya satu perusahaan.

Dinas yang bertanggung jawab terhadap proyek juga tidak mau memberikan data atau bukti bahwa barang yang ditender memang ada. Padahal sudah ada surat permintaan informasi publik. “Semua saling tunjuk dan lempar tanggung jawab,” kata Yunus.

Di lapangan, banyak pengakuan dari petani atau masyarakat bahwa traktor tangan atau bantuan pertanian lain seperti bibit dan pupuk diperjualbelikan. “Padahal seharusnya gratis,” kata Yunus.

 

Penulis : Anty

Editor : Anwar

Pos terkait