Demokrat Siapkan Kader Terbaik di Pilwali Makassar 2020

Ketua DPC Partai Demokrat Adi Rasyid Ali memimpin rapat sekaligus sosialisasi untuk memenangkan Kolom Kosong Kosong kepada masyarakat di Kantor DPC Partai Demokrat kota Makassar di Jalan Batua Raya, 6 Mei 20918.(FOTO: SRI SYAHRIL)
Adi Rasyid Ali.

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR — Menjelang Pemilihan Walikota (Pilwali) Makassar 2020  sejumlah nama mulai  bermunculan. Salah satunya Wakil Ketua DPRD Kota Makassar, Adi Rasyid Ali.

ARA, begitu ia disapa kali ini tidak ingin lagi sekadar menjadi penonton seperti pada Pilwali sebelumnya. ‘’Sebagai kader Partai Demokrat,  tentu saya Siap. Ibarat main tinju saya harus kuat doble cover. Sebab Pilkada Makassar ini akan seru. Sebab semua calon statsunya sama. Tidak ada incumben. Taktik dan strategi harus pas. Yang terpenting adalah momentum. Karena momentun tidak ada yang bisa perkirakan,” jelas ARA.

Intinya, lanjut Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulsel ini Demokrat tidak akan  jadi penonton.

Bacaan Lainnya
‘’Di Demokrat banyak kader terbaik. Tapi semua kita serahkan kepada Allah SWT yang maha tahu apa yang akan terjadi kelak. Intinya Demokrat tidak akan jadi penonton di Pilwali Makassar. Karena itu Demokrat jauh hari sudah menyiapan kadernya,” tegas ayah tiga anak ini.
Ketua DPC Partai Demokrat Adi Rasyid Ali saat engunjungi korban banjir di kecamatan Tamalatebeberapa waktu lalu. (FOTO: SRI SYAHRIL)

Bagi ARA,  keseriusannya maju sebagai calon walikota tak bisa ditawar lagi. Apalagi di Pilwali 2018 Demokrat hanya bisa menjadi partai pengusung. Bahkan menjadi satu-satunya partai di parlemen  yang mengusung pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari (DIAmi). Sementara 11 partai lainnya mengusung  pasangan Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi.

Namun dalam prosesnya pasangan DIAmi terdiskualifikasi karena kesandung masalah hukum. KPU Makassar lalu menetapkan Appi-Cicu harus berhadapan dengan kotak kosong. Ironisnya, pasangan ini dikalahkan oleh Kolom Kosong .

Ketua DPC Partai Demokrat Adi Rasyid Ali saat menjenguk Arianti, gadis berusian 15 tahun yang mengidap lumpuh layu (Acute Flaccid Paralysis) pada Mei 2018 silam.(FOTO: SRI SYAHRIL)

Tak bisa diungkiri salah satu tokoh di balik kemenangan Kotak Kosong adalah Adi Rasyid Ali. Sebagai satu-satunya partai pengusung pasangan DIAmi, ARA yang didaulat menjadi Panglima pemenangan pasangan Danny Pomanto-Indira memotori gerakan kemenangan Kotak Kosong. Alhasil perjuangan ARA berhasil. Kolom Kosong menang. Peristiwa politik di Makassar ini pun menjadi fenomenal.

‘’Di Pilkada Makassar 2020  saya lihat semua bakal calon punya peluang yang sama. Sebab tidak ada calon petahana,” katanya
Berbagi di bulan Ramdhan.

Melihat peluang itu ARA tak ingin lagi jadi penonton. ‘’Bismillaahirrahmaanirrahiim, saya siap maju,” tegas ARA saat ditemui INFOSULSEL.COM, Selasa (12/6/2019) malam.

Di percaturan politik nama Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat kota Makassar ini cukup diperhitungkan.  Apalagi ayah tiga anak ini punya pengalaman dua periode sebagai legislator di DPRD kota Makassar. Pengalaman politiknya pun telah teruji.

Ketua DPC Partai Demokrat Adi Rasyid Ali memimpin rapat sekaligus sosialisasi untuk memenangkan Kolom Kosong Kosong kepada masyarakat di Kantor DPC Partai Demokrat kota Makassar di Jalan Batua Raya, 6 Mei 20918.(FOTO: SRI SYAHRIL)

Selama 10 tahun itu pula ARA punya pengalaman mengawal pemerintahan di kota Makassar, mulai di era Ilham Arief Siradjuddin hingga Moh Ramdhan Pomanto.

Di Pileg 2019 yang baru lalu  ia kembali terpilih untuk periode ketiganya sebagai wakil rakyat. ARA terpilih  di daerah pemilihan (Dapil) Makassar 4 meliputi kecamatan Manggala dan Panakkukang.

Adi Rasyid Ali saat mengunjungi dan memberikan bantuan kepada korban banjir di Blok 8 dan 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala beberapa waktu lalu.(FOTO: SRI SYAHRIL)

Tekad ARA maju di Pilwali 2020 juga didukung oleh keluarga besarnya. Termasuk mantan Walikota Makasar dua periode, Ilham Arief Siradjuddin.

Sebagai ketua partai tentu tidak sulit bagi ARA mendapatkan kendaraan politik. Partai Demokrat akan menjadi partai pertama yang menjadi pengusung. Ia sadar betul enam kursi yang diraih partai berlogo bintang mercy di Pileg 2019 tentu belum cukup untuk jadi kendaraan politik di Pilkada Makassar. Di butuhkan koalisi partai lain untuk mendapatkan empat kursi lagi untuk menggenapkan 10 kursi. Ini persayaratan bagi para bakal calon walikota Makassar untuk maju.

Adi Rasyid Ali mengunjungi korban dampak banjir Blok 8 dan 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala saat mengungsi di masjid .(FOTO: SRI SYAHRIL)

Adik kandung Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel pertama, A Reza Ali ini mengaku sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah tokoh politik baik di Makassar maupun pengurus pusat.  Bahkan ARA mengaku sudah dihubungi sejumlah tokoh yang siap meminang dan mendampingnya.

‘’Komunikasi politik sudah terbangun sebelum Pileg lalu. Tapi saat itu saya belum serius karena harus fokus persiapan pileg dan memenangkan capres Prabowo-Sandi di Makassar,” papar ARA yang menjadi Ketua tim partai koalisi pemenangan capres Prabowo-Sandi di Makassar.

Koordinator Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Makassar ini menegaskan siap mengundurkan diri sebagai legislator. ‘’Aturannya, memang anggota DPR atau DPRD wajib mundur jika ingin maju di Pilkada. Dan itu harus saya lakukan,” kata Ketua Pengprov Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulsel ini.

Menurutnya maju sebagai calon kepala daerah, merupakan komitmennya untuk memajukan Makassar jauh lebih baik dari yang ada sekarang.  Bagi ARA sosok pasangan yang akan mendampinginya nanti tentu orang yang punya kemampuan dan punya visi yang sama. Ia tak mempersoalkan dari kalangan manapun.

‘’Terserah, mau dari kalangan birokrat, pengusaha, politisi atau akademisi. Yang pasti punya kemampuan dan pengalaman serta satu visi,” ujarnya.

ARA berpirinsip calon pemimpin itu tidak bisa jalan sendiri. Harus punya pendamping.

‘’Seperti pasangan suami istri. Harus seiring dan sejalan. Kalau tidak ada kecocokan tentu akan berakibat fatal. Karena itu harus dari awal dibangun komunikasi agar bisa saling memahami satu sama lain,” tukas Ketua Pengurus daerah (Pengda) Indonesia Offroader Federation (IOF) Sulsel ini.

 

Penulis : Asri Syahril

Pos terkait