Epicentrum Politica: Pemimpin Bersih Dambaan Publik Sulsel

ILUSTRASI

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR— Track tecord pemimpin yang bersih akan menjadi jualan ampuh kandidat pada debat pamungkas Pilgub Sulsel di Jakarta, Rabu (9/5/2018) malam ini.

Berkaitan dengan tema kerifan lokal dan isu hukum, diprediksi akan menguntungkan kandidat tertentu. Khususnya yang pernah menjabat kepala daerah, tapi bebas dari prilaku korupsi.

Bacaan Lainnya

Direktur Lembaga Survei Epicentrum Politica, Iin Fittiani mengatakan, pada dasarnya semua pemilih pasti ingin memilih pemimpin yang bersih. Sehingga track record pemimpin harus menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih.

“Semua pemilih pasti menginginkan pemimpin yang bersih. Tapi debat pamungkas malam ini tentu jadi ajang pertaruhan bagi para paslon untuk megeluarkan seluruh kemampuannya dalam meyakinkan calon pemilih lewat retorika mereka,” kata Iin, sapaanya, Rabu (9/5/2018).

Dia menjelaskan, track record pemimpin yang bersih akan memiliki pengaruh besar pada debat kandidat seri ketiga Pilgub Sulsel. Apalagi bagi pasangan calon yang merupakan mantan kepala daerah yang memiliki jejak pemimpin yang bersih.

Diketahui, pasangan nomor 4, Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) selama ini mengkampanyekan pemimpin yang bersih. Bukan hanya itu, keduanya terbukti mampu mendorong pemerintahan yang transparan.

Apalagi saat menjadi kepala daerah, Ichsan Yasin Limpo mampu menjadikan Gowa mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama lima kali berturut-turut. Tentu penghargaan itu menjadi paramater kepemimpinan IYL-Cakka yang telah teruji.

Lebih jauh Iin mengatakan, tentu prestasi itu akan berpengaruh dan sangat menguntungkan bagi pasangan yang dikenal komitmen, tegas dan merakyat itu.

“Sedikit dan banyaknya pasti akan berpengaruh, tinggal bagaimana strateginya supaya sampai ke masyarakat,” kata Iin.

Dia menyarankan, agar prestasi itu sampai ke masyarakat, kandidat seharusnya melakukan penguasaan materi debat, pemahaman peran dalam debat, serta ketepatan waktu.

“Dan juga penyampaian pesan dengan bahasa sederhana. Jangan terlalu banyak contoh dan istilah yang tinggi. Karena bukan lagi saatnya mengupas isi program mereka, tapi langsung membedah intinya apa yang mereka akan lakukan,” tandasnya.(*)

Editor: admin

Pos terkait