Hak Angket, Antara Tamparan dan Botol

INFOSULSEL.COM — HAK Angket sudah digulirkan Wakil Rakyat yang terhormat. Ini menjadi pelajaran berharga. Apalagi ini menuai perdebatan dihampir semua kalangan, dan dibicarakan di berbagai element masyarakat.

Bacaan Lainnya

Ini salah satu bukti ada masalah di jajaran pemerintahan Nurdin Abdullah. Misalnya, perpindahan puluhan ASN secara berjamaah dari Bantaeng. Mutasi di Pemprov tanpa mengindahkan aturan,dan lain lain.

Hal ini mengundang komentar dari kalangan praktisi hukum, politisi, dosen, maupun rakyat jelata.

Hak Angket yang digulirkan DPRD Sulsel memang tidak akan bermuara ke Pemakzulan (Impeachment). Itulah sebabnya Nurdin Abdullah tampil dengan percaya diri. Lalu ia berkomentar di media, bahwa menghadapi Hak Angket ia santai-santai saja.

Nurdin boleh saja santai menghadapi Hak Angket. Tapi jangan salah menilai, ini adalah hak Wakil Rakyat. Kalau ini berlanjut, merupakan Tamparan keras, bagi seorang Gubernur yang bernama Nurdin Abdullah. Itu membuktikan bahwa Gubernur selama ini tidak fokus bekerja.

Ada indikasi masih melakukan politik pencitraan, lalu mau dianggap Hebat. Ternyata faktanya hari ini, serapan APBD yang triliunan rupiah mandek.

Pertanyaannya  mampukah seorang Nurdin menjalankan Roda pemerintahan yang dipimpinnya, kalau caranya hanya seperti ini.

Terkait Botol, itu hanyalah istilah. Kalau di plesetkan bisa berarti Bodoh dan Tolol, bukan hebat. Tapi bukan Nurdin yang dimaksud Botol. Sebab Nurdin di mata saya tetaplah orang hebat.

Bukti kehebatannya, dia diberitakan di berbagai media, viral kemana mana bahkan seantero nusantara tahu munculnya hak angket di Sulawesi Selatan karena ulah Nurdin Abdullah.

Oleh karena itu, kita semua berharap, DPRD Sulsel selaku Wakil Rakyat mampu menemukan solusi guna penyelesaian masalah di jajaran pemprov Sulsel, dan memberi masukan ke Gubernur selaku mitra kerja. Agar bisa lebih fokus mewujudkan Visi misi, dan program yang telah dijanjikan dulu saat kampanye.

Tidak usah terpancing melakukan kerja-kerja amatiran. Apalagi mempertontonkan sikap sok jago, hebat, seolah olah rakyat hanya sekumpulan orang-orang bodoh yang tidak tahu persoalan. Sesungguhnya rakyat itu cerdas, juga sudah pintar Prof.

Nasruddin Arif , Pemerhati Fenomena Sosial Politik berdomisili di Makassar.

Pos terkait