INFOSULSEL.COM, MAKASSAR —– Himpunan Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin (Himafisio F-Kep Unhas) menggelar Bakti Sosial (Baksos) Fisioterapi 2023. Program Baksos Bina Desa ini dilaksanakan di sejumlah desa di Kabupaten Bone selama tiga hari, 9-11 Juni 2023.
Ada tiga desa yang tersebar di tiga kecamatan yang disasar selama pelaksanaan Baksos. Masing-masing Desa Manurunge, Kecamatan Ulaweng, Desa Kading, Kecamatan Barebbo dan Kelurahan Maroanging, Kecamatan Sibulue.
Baksos Fisioterapi tahun ini mengangkat tema ‘Tebarkan Kepedulian Dalam Aksi Fisioterapi Demi Meningkatkan Kualitas Gerak Masyarakat di Bumi Arung Palakka’.
Mawaddah Watahmah, salah satu mahasiwa Fakultas Keperawatan Himafisio Unhas melaporkan, bakti sosial Fisioterapi merupakan kegiatan yang rutin diadakan setiap tahunnya.
‘’Kali ini melibatkan 120 orang. Di antaranya mahasiswa profesi, dosen serta fisioterapis dari rumah sakit dan klinik. Kegiatan ini didasari oleh salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat,’’ jelas Mawaddah dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima INFOSULSEL.COM, Senin (13/6/2023).
Pada kegiatan bakti sosial ini masyarakat di tiga desa mendapatkan pelayanan fisioterapi, pengenalan prodi profesi Fisioterapi, edukasi dan mengaplikasikan ilmu fisioterapi kepada masyarakat. Mawaddah memberi contohnya cara duduk yang baik. ‘’Juga cara stretching otot yang bisa dilakukan mandiri di rumah atau cara mengambil barang yang baik,’’ urai Mawaddah.
‘’Sebagai calon fisioterapis kita harus terlatih dalam melakukan intervensi dengan komunikasi yang baik di manapun dan kapanpun. Sehingga kita harus dapat beradaptasi dalam lingkungan baru dengan berbagai keadaan yang ada,” tambah Ketua panitia bakti sosial, Hanief Naufal Wajdi.
Beberapa item yang dilaksanakan pada kegiatan ini yaitu intervensi fisioterapi. Sasarannya, yang memiliki keluhan pada fungsi gerak namun masih bisa berjalan mendatangi tempat intervensi. ‘’Homecare yaitu penanganan pasien yang sebelumnya sudah didata dan memiliki gangguan fungsi gerak sehingga tidak bisa berjalan atau mendatangi tempat intervensi,’’ sebut Hanief.
Selain itu tambah Hainief, juga ada pelatihan bantuan hidup dasar. ‘’Sasarannya, anggota Palang Merah Remaja (PMR) pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Karang Taruna. Untuk item ini dalam bentuk pemberian latihan pertolongan pertama pada seseorang yang kehilangan nafas. Jjuga cara memindahkan korban yang baik dan benar,” katanya.
Ada juga pemeriksaan gangguan postur pada anak SD kelas 1,2 dan 3. Tujuannya untuk mendeteksi apakah ada kelainan postur dari anak-anak ini, serta mencegah kecacatan dini. Yang terakhir, senam bersama masyarakat.(riel)