Sasar Kaum Millenial, Harry Kurnia Pakambanan Optimis Bisa Jadi Legislator Makassar

Harry Kurnia Pangambanan SE

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Sebanyak 50 Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Demokrat kota Makassar kini tengah mencari simpati sekitar 1 juta warga Makassar demi meraih kursi legislatif. Satu diantara Caleg tersebut adalah Harry Kurnia Pakambanan, SE.

Pemuda kelahiran  Makasar 14 April 1992 ini membuktikan keseriusannya. Demi meraih satu kursi di parlemen, Harry telah menyusun strategi jitu. Salah satunya akan menyasar kaum millenial sebagai pemilih.

Bacaan Lainnya
‘’Kaum muda menjadi sasaran utama saya dalam menggaet suara. Alasan saya sederhana. Sebagai anak muda, tentu sesama anak muda akan saling mengerti keinginan masing-masing,” ungkap Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.

Meski begitu Harry,  sapaan putra sulung putra mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) kota Makassar Drs Daniel Pakambanan M.Si, ini tidak ingin mengabaikan pemilih di luar kalangan muda.

‘’Pemilih-pemilih orang tua tentu juga jadi prioritas. Karena masukan dari mereka akan sangat berarti untuk dikombain dengan pemikiran  anak-anak muda,” katanya.

Bukan tanpa sebab sulung dari tiga bersaudara anak pasangan Daniel Pakambanan dan Charlota Elima Tanan, SE ini ingin berkompetisi di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Salah satu alasannya,  karena merasa terpanggil untuk memperjuangkan kaum muda.

“Untuk memperjuangkannya, saya harus berada di dalam legislatif. Karena itu Pileg 2019 adalah moment yang tepat untuk bisa mewujudkan misi saya itu,” ucap Harry yang saat ini tengah menyelesaikan studinya di Pasca Sarjana Jurusan Managemen Unhas.

Dalam kajian ilmu sosial, generasi millenial merupakan kelompok demografis setelah generasi X. Generasi ini lahir antara 1980 hingga 2000. Dengan demikian, generasi millenial sekarang berusia 18 tahun hingga 38 tahun.  Di Indonesia, proporsi generasi millenial sekitar 34,45 persen, lebih dari sepertiga jumlah penduduk negeri ini.

Sebagai anak muda, Harry yang aktif di sejumlah organisasi kepemudaan ini ingin bersama kaum muda ikut berperan membangun dan dan lebih memajukan lagi kota Makassar sejajar dengan kota-kota besar di Indonesia, baik di bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian.

‘’Saya ingin berperan langsung dalam membangun kota ini sekaligus sebagai mediator di kalangan kaum millenial. Sebagai kaum muda tentu saya juga lebih tahu seperti apa yang diinginkan oleh kalangan muda,” sebut pemuda berusia 26 tahun ini.

Sebagai politisi muda yang akan bertarung di salah satu Dapil ‘neraka’ di kota Makassar Harry mengaku tak pernah gentar. Sebab ia telah membekali diri jauh sebelum berniat maju sebagai calon legislator.

Pengalamannya di sejumlah organisasi kepemudaan, khusunya di organisasi gereja tempat dia beribadah salah satu bekal dalam menggaet suara. Begitu juga pengalaman dia dalam memimpin sejumlah organisasi di kampus saat masih kuliah di Fakultas Ekonomi Unhas.

Harry akan bersaing memperebutkan satu dari dari 11 kursi yang ada di Dapil 3 dengan ratusan caleg lainnya. Tapi dari 10 legislator yang lolos di Pileg 2014 lalu, pada Pileg 2019 hanya tersisa delapan orang berstatus incumben. Dua legislator lainnya dari dua partai berbeda kali tidak lagi mencalonkan diri. Keduanya adalah Andi Abdul Kadir peraih suara terendah di Dapil 3 Makassar dengan modal 1.383 suara dan Muhammad Iqbal (PKS), 2.095 suara.

Harry juga akan bersaing dengan dua incumbent dari Partai Demokrat yakni H Syarifuddin Badollahi dan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Abdi Asmara. Di Pileg lalu Syarifuddin Badollahi menjadi peraih suara terbanyak ketiga di Dapil ini. Ia melenggang ke DPRD Makassar dengan bekal suara 4.518.  Sementara Abdi Asmara yang saat ini juga menjabat Ketua Komisi A DPRD kota Makassar, pada Pileg 2014 punya modal 3.594 suara.

Saingan lainnya adalah dua legislator perempuan peraih suara terbanyak pertama dan kedua yakni Lisdayanti Sabri legislator Gerindra (5.527) suara dan Melani Mustari (Golkar), 4.832 suara.

Selain itu ada politisi asal PAN, Sangkala Saddiko (4.510) suara dan, Mario David (NasDem), peraih 3.965 suara. Selebihnya ada Andi Hasir (Golkar), 3.364 suara dan Abdul Wahid (PPP) 2.257 suara.

Mesti begitu Harry tetap optimis. Ia berpirinsip semua calon punya peluang yang sama. ‘’Pada prinsipnya bagi saya tidak ada ancaman.  Karena setiap kandidat memiliki fokus terhadap basis masing-masing. Yang penting kita fokus berjuang. Karena semua yang maju pasti memiliki jiwa petarung. Kalau bukan petarung jangan pernah menjadi politisi,” tegas Harry.

Harry sejak kecil memang diajarkan disiplin, sopan santun dan sikap merendah oleh kedua orangtuanya khusunya oleh sang ayah, Daniel Pakambanan.  Harry tidak hanya aktif di berbagai organisasi di kampus. Ia juga aktif sebagai pengurus organisasi pemuda di Gereja dan beberapa Club Otomotif di kota Makassar.  Bekal inilah yang akan ia fokuskan dalam menggaet pemilih millenial.

‘’Yang sudah saya lakulan sejak awal adalah konsolidasi dan sosialisasi. Saya ditempat saat aktif di berbagai organisasi di kampus. Itu  jadi modal awal saya.  Setelah selesai S1, saya tetap aktif berorganisasi. Kitu yang membuat saya lebih matang. Itu pula yang menbuat saya berani maju. Selain dukungan dari keluarga besar, juga dari teman-teman. Mereka support karena melihat kerja saya selama beberapa tahun ini,” katanya.

Harry selain aktif  di himpunan mahasiswa manajemen juga aktif di organisasi Pemuda Toraja dan lembaga kepemudaan Katolik OMK Kare di Biringkanaya dan Tamalanrea.

‘’Modal saya sudah ada. Itu saya rintis sejak masih aktif sebagai mahasiswa. Dan sampai sekarang saya masih eksis bersama teman-teman. Bersama merekalah saya akan berjuang dan menunjukan kekuatan pemuda demi meraih cita-cita saya,” ungkap pemuda bersodiac Aries ini.

Bagi Harry, ia tidak memungkiri para incumbent khususnya dua srikandi yang ada Dapil 3 yakni Melani dan Lisdayanti punya kekuatan basis massa yang rill.

‘’Tapi saya juga punya basis massa yang rill. Kalau tidak ada basis yang jelas, untuk apa kita maju. Percuma.  Buang-buang waktu dan tenaga. Tentu juga dana,” katanya.

Untuk itu ia memohon doa restu serta dukungan dari seluruh masyarakat khususnya masyarakat di Kecamatan Biringkanayya dan Tamalanrea yang masuk dalam dua kecamatan Dapil Makassar 3.

“Tanpa doa restu dan dukungan  masyarakat, tidak akan  mungkin niat tulus saya ini bisa terwujud,” ujarnya.

Bagi Harry dunia politik memang baru baginya. Dari segi usia, ia terbilang masih sangat muda, 26 tahun.  Tapi baginya tak ada senior kalau tidak melalui jenjang junior (pemula).

Ia sadar betul tempatnya bertarung merupakan salah satu Dapil berat di antara lima Dapil di Makassar. Namun Harry optimis mampu menggapai cita-citanya meraih satu kursi pada Pileg 2019.

‘’Saya optimis bisa lolos. Apalagi ada dua incumbent yang tidak lagi maju di Dapil 3. Bagi saya ada beberapa diantara mereka adalah politisi kawakan. Tetapi dalam berjuang, semua Caleg punya peluang yang sama,” tegas dia.

Menurutnya, pendekatan dan komunikasi dengan masyarakat adalah kunci utama. Dan itu sudah ia lakukan jauh sebelum menjadi politisi. Pemuda yang dikenal mandiri ini yakin betul bisa mewujudkan impiannya itu.  Apalagi Partai Demokrat merupakan partai yang cukup dikenal dan dekat dengan masyarakat. Partai yang dikenal sangat Komitmen dan Konsisten (KOKO) dalam mengawal kepentingan rakyat Makassar.

Harry mencontohkan pada Pemilihan Walikota (Pilwali) 27 Juni 2018 dimana  partai besutan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono ini menjadi satu-satunya partai pemilik suara di DPRD Makassar yang oleh Ketua DPC Demokrat Makassar, Adi Rasyid Ali dengan tegas berkomitmen dan konsisten tetap  mengusung Moh Ramdhan Pomanto sebagai walikota Makassar periode 2019-2022.

‘’Bahkan Partai Demokrat seperti ditegaskan oleh Pak Ketua (Adi Rasyid Ali) tetap akan mengawal pemerintahan Pak Danny dari awal hingga akhir.   Demokrat juga Komitmen dan konsisten mengawal dan berjuang bersama rakyat Makassar dalam memenangkan Kolom Kosong setelah  pasangan DIAmi didiskualifikasi oleh KPU Makassar,” tegas Harry.

Menurutnya, Partai Demokrat punya potensi besar menarik suara publik. Apalagi idealisme politik Partai Demokrat lebih kuat dibanding partai lain. Ia mencontohkan pada Pilwali Makassar.

Dengan memantapkan niat, selain dukungan keluarga dan kerabat, serta berbagai pertimbangan,  Harry benar-benar telah siap mengambil segala risiko untuk maju sebagai wakil rakyat.

Menurutnya, terjun kedunia politik dan maju sebagai Caleg, memang bukanlah satu-satunya cara untuk memperjuangkan kemajuan masyarakat Makassar. Tapi baginya partai politik adalah rumah bagi para calon pemimpin bangsa. Karena itu ia serius menjadi politisi karena peluang menjadi pemimpin terbuka lebar.

Meski begitu ia mengaku risiko menjadi politisi juga sangat besar.  Seperti juga profesi lainnya. Suka dukanya,  pasti ada.

‘’Sukanya karena di Parpol peluang menjadi pelayan atau mediator masyarakat sangat besar. Dukanya, harus siap setiap saat baik secara fisik maupun mental menghadapi keluh kesah masyarakat yang semakin kritis,” sebut Harry.

Harry ingin menjadi wakil rakyat setelah melewati proses pertimbangan yang panjang. Apalagi ia punya bekal pengalaman sebagai aktivis kala masih menjadi mahasiswa.

‘’Rasanya akan ada kepuasan batin ketika terlibat langsung dalam penentu kebijakan dan memperjuangkan kepentingan rakyat kecil di parlemen,” ungkapnya.

 “Sebagai pemuda yang mewakili kaum millenial yang berani berinovasi dan memiliki intregritas, saya siap membawa perubahan untuk kota Makassar,” imbuhnya.

Sudah saatnya, kata dia  pemuda bukan hanya dibalik layar tapi juga harus ikut andil dalam berpolitik. Dengan maju sebagai Caleg dari Partai Demokrat ia berharap mampu menjaga amanah dari masyarakat.

Sebagai sarjana ekonomi,  Harry akan menawarkan konsep pengembangan ekonomi untuk kaum muda atau millenial. Harry mengatakan, pertama harus mengubah pola pikir, bahwa kegiatan kita harus bermanfaat untuk orang banyak.

“Sehingga ke depan akan tercipta entrepreneur-entrepreneur baru,” sebutnya.

Harry berjanji apabila mendapat amanah menjadi anggota dewan akan menginventarisir data pemuda yang ada di Kecamatan Biringkanayya dan Tamalanrea dengan potensinya yaitu mengelompokan serta menyiapkan legal formalnya.

‘’Menyiapkan pelatihan berikut peralatan usaha, memfasilitasi akses modal, dan akses pasar serta melakukan pembinaan dan pengembangan usaha. Itu sementara yang akan saya kembangkan,” paparnya.

 

Penulis : Asri Syahril

 

 

Pos terkait