ARA Ingatkan Jangan Larang Orang Beribadah di Masjid : Ingat, Kita Semua Akan Mati

Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Adi Rasyid Ali.(FOTO: SRI SYAHRIL)

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR –   Larangan beribadah di tengah mewabahnya Covid-19 dan ancaman hukuman bagi pengurus masjid yang melaksanakan aktivitas baik tarawih dan lainnya menuai kontorversi di tengah masyarakat. Salah satunya datang dari Wakil Ketua DPRD Kota Makassar, Adi Rasyid Ali.

ARA, begitu ia akrab disapa sepakat jika pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua harus lebih diperketat. Namun pelarangan ibadah shalat berjamaah di masjid seharusnya tidak dilarang.

Bacaan Lainnya

‘’Kalau toko, pasar, bank dan beberapa jenis usaha diberi izin beroperasi tengah wabah virus corona atau covid-19, kenapa orang mau beribadah di masjid dilarang? Ini sikap tidak adil yang ditunjukkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar,” tegas ARA, sapaan legislator asal Partai Demokrat ini saat ditemui di kediamannya, Ahad (10/5/2020).

Menurut Ketua DPC Partai Demokrat Kota Makassar ini, pelarangan beribadah di masjid itu adalah hal yang sangat keliru disaat perbankan, pasar-pasar atm-atm dan sejumlah toko-toko yang tidak dijamin kebersihan dan sterilisasinya, bisa beroperasi

“Kenapa masjid-masjid dianggap berbahaya. Justeru masjidlah tempat suci bagi ummat muslim. Jangan halangi orang beribadah di masjid.  Kita harusnya lebih takut panggilan Allah  ketimbang corona, “tegas ayah tiga anak ini.

Ia mengingatkan kepada semua pihak bahwa semua manusia adalah calon-calon mayat yang pada akhirnya akan mati.

‘’Ingat, kita ini semua akan mati. Sekali lagi jangan pernah melarang orang beribadah. Beri kesempatan kepada ummat untuk melaksanakan kewajibannya yang penting standar operasional (SOP) diterapkan dengan ketat,” ujarnya.

Saran dia, selama pandemi Covid-19 ini yang paling penting adalah bagaimana di masjid dibuatkan standar operasional (SOP). Dibuatkan jarak setiap shaftnya. Jamaah yang mau shalat diwajibkan pakai masker.

‘’Penting memang ada SOP. Jaga jarak pada saat shalat, menggunakan masker dan tidak perlu dulu bersaaman saat pemberlakuan PSBB ini. Saya kira  masyarakat juga sudah paham soal ini,” katanya.

Ketua Pengda Indonesia Off-Road (IOF) Sulsel ini juga meminta larangan beribadah bagi seluruh ummat,  untuk ditinjau ulang. Menurut dia, kalau dibatasi, masih masuk akal. Termasuk ia tidak sepakat jika dikatakan di masjid ummat tidak bisa diatur.

‘’Itu anggapan yang sangat keliru. Justeru sebaliknya di masjid-lah tempat yang paling teratur dan tertib. Tertibnya mulai pada saat waktu adzan sampai dengan shalat. Hendak masuk masjid untuk beribadah kita wajib bersihkan diri dengan berwudhu untuk bersuci diri,” jelas ARA.

Ia menegaskan, seharusnya di tengah wabah virus corona, masyarakat diajak beramai-ramai datang ke masjid, beribadah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.

ARA menyebut tetap mensupport dan mendukung penanggulangan Covid-19.  Tetapi  ia juga mengingatkan untuk tidak membatasi hubungan manusia dengan TuhanNya.

Ia juga mengajak kepada masyarakat kota Makassar di bulan Ramadhan ini untuk selalu waspada.

‘’Jangan panik menghadapi pandemi covid-19 ini. Mari kita bersatu melawan corona. Tetapi jangan bercerai ketika bicara soal ibadah di masjid,” tegas ARA.

Sebelumnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Makassar menyatakan sikap tegas terhadap penerapan aturan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya aktivitas di rumah ibadah.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol. Yudhiawan malah mengancam akan melakukan upaya hukum terhadap pengurus rumah ibadah yang masih bersikeras menggelar kegiatan di rumah ibadah.

Yudhi merujuk pada UU Karantina hingga perwali tentang PSBB yang mengatur terkait penghentian kegiatan keagamaan, baik itu di masjid, gereja, Pura, Vihara, klenteng.(riel)

Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Adi Rasyid Ali saat sedang berzikir.(FOTO: SRI SYAHRIL)

Pos terkait