INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Sejumlah Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar (FE UNM) menolak pelaksanaan kunjungan penelitian di tengah pandemi covid-19, yang rencananya akan berlangsung di Jawa 19 hingga 24 Juli 2020 mendatang.
Mereka meminta kunjungan ini dibatalkan dan pihak travel segera mengembalikn dana paket kunjungan yang sudah di transfer ke pihak travel.
Tak hanya itu, pihak dosen yang sebagai penanggungjawab mata kuliah manajemen produksi dan operasi ini agar berkenan memberikan nilai kepada mahasiswa meski tidak berangkat kunjungan penelitian ke Jawa.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Akuntansi FE UNM, Muhammad Akzan Said menegaskan, upaya pemberangkatan penelitian saat pandemi sebaiknya ditiadakan. Dilain sisi, pimpinan fakultas juga telah melarang untuk tidak ada kunjungan.
Ia mengancam pihak yang terlibat aktif melancarkan upaya pemberangkatan ini supaya ditransparansikan, dalam hal panitia, dosen pengampu serta pihak travel Mutiara Bali.
“Tinggal menunggu waktu saja, kami sudah punya bukti kuat terkait dugaan persengkongkolan antara panita, dosen dan pihak travel,” ujarnya kepada infosulsel.com, Rabu (8/7/2020) malam.
“Dan dalam waktu dekat, kami akan melaporkan kasus ini. Karena diduga sudah masuk motif penipuan. Apalagi dana yang dikelola, ratusan juta,” tambah Akzan sapaannya.
Akzan berujar, pihaknya akan menunggu langkah pihak pimpinan Fakultas Ekonomi untuk segera menindaki dosen bersangkutan yang diduga telah membantu panitia melancarkan rencana kunjungan penelitian tersebut.
“Kami tunggu konfirmasi pimpinan fakultas untuk mempertemukan kami dengan dosen yang bersangkutan. Kami minta ini ditransparansikan. Kampus ini kan ruang ilmiah. Mari kita diskusikan ini dan dipanggil pihak travel Mutiara Bali untuk mencari jalan keluarnya,” tegasnya.
Sementara, salah seorang peserta mengaku, tidak terima lantaran dianggap terkesan dipaksakan untuk tetap ikut berangkat kunjungan ke Jawa demi menyelamatkan nilainya. Bahkan ia mengaku mendapat desakan oleh panitia untuk tetap ikut.
Selain itu, ia diminta untuk tetap berangkat tanpa membawa instansi UNM. Sebab, ia meyakini dari panitia, bahwa tidak ada pengembalian oleh pihak travel secara utuh dan bahkan tidak mencapai setengah dari total Rp 4 juta.
“Ya bagaimana, ini demi nilaiku yang harus diperjuangkan. Tapi, dilain sisi, saya anggap ini sangat memberatkan. Untuk bayar UKT saja, orang tua saya kesulitan di tengah pandemi ini. Olehnya, saya lebih sepakat ini dibatalkan saja dan lebih memilih untuk refund,” ujar salah satu mahasiswa yang enggan disebut namanya, Kamis (9/7/2020).
Meski begitu, ia juga meyakini nilai mata kuliah manajemen operasi dan produksi ini akan tetap dikeluarkan. Bahkan, yang telah menyelesaikan pembayarannya namun tidak berangkat, juga dianggap telah melakukan penelitian dan berhak mendapat nilai.
“Nabilang ketua panitia, kita ganti namanya pergi liburan bukan penelitian. Kita tidak membawa instansi. Jadi ini lebih menguntungkan dari pada sudah membayar tapi tidak menggunakan fasilitasnya. Istilahnya pribadi-pribadi mi bede. Maju kena, mundur kena,” urai dia.
Sementara itu, ketua panitia, Yusfi Tsabita Nanda Yusuf mengatakan, sudah mengambil sikap untuk meniadakan kunjungan tersebut. Ia memilih meminta pihak travel untuk melakukan pengembalian dana dan berharap dosen pengampu memberikan kebijaksanaan.
“Kita dari panitia telah membatalkan pemberangkatan dengan harapan nilai tetap keluar dan ada pengembalian pembayaran oleh pihak travel,” tegasnya, saat ditemui di salah satu Cafe di Makassar, Kamis (9/7/2020).
Lebih lanjut, ia menampik soal atas tudingan, bahwa telah melakukan persekongkolan bersama dosen pengampu dan pihak travel untuk melancarkan upaya pemberangkatan ditengah ketidakpastian berakhirnya pandemi dengan membawa nama pribadi masing-masing.
“Kita tidak ada persekongkolan. Kan memang sudah jelas bahwa tidak ada izin toh dari universitas. Nah saya sama teman-teman yang lain selaku konsumen yg sudah membayar paket tour yang nda mau rugi,” jelasnya.
“Tapi kami sudah membatalkan untuk ke Jawa dan akan meminta kebijaksanaan kepada dosen yang bersangkutan untuk mencari solusi terbaiknya,” pungkasnya.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi ke pihak dosen terkait, dalam hal ini, Sahade, S.Pd., M.Pd enggan memberikan komentar dan mengarahkan ke pihak panitia untuk lebih jelasnya.
“Langsung maki ke panitianya,” singknya, Sabtu (27/6/2020).
Sementara itu, Dekan FE UNM, Prof Thamrin Tahir, M.Si mengaku, terkait wacana kunjungan ini dianggapnya telah selesai. Dan pihaknya akan membantu panitia untuk melakukan refound.
“Itu sudah dibatalkan kemarin. Panitia bersama teman-temannya sudah sepakat tidak ada yang berangkat, karena kondisi pandemi,” kata dia saat dihubungi via WhatsApp , Sabtu (27/6/2020).
Terpisah, senada juga diungkapkan oleh ketua program studi (Prodi) Pendidikan Akuntansi, Muhammad Ridwan Tikollah, S.Pd., M.Sa mengatakan, pihaknya telah memutuskan untuk tidak ada kegiatan kunjungan penilitan selama pandemi dan lebih memilih untuk refund.
“Soal itu sudah fix tidak ada kunjungan keluar. Dan mereka sudah sepakat untuk merefund tiketnya. Panitia sudah terima dan harus terima, karena ini sudah keputusan pimpinan fakultas,” ujarnya saat dikonfirmasi via WhatsApp, Senin (29/6/2020).
Dosen yang kerap disapa Riko ini, menanggapi soal nilai, ia menjelaskan, untuk hal tersebut dibawah kewenangan dosen pembimbing mahasiswa dan dosen pengampu. Agar tetap memberikan nilai meski tidak melakukan kunjungan ke Jawa.
“Soal nilai, itu akan dikembalikan ke dosen pembimbing dan dosen yang bersangkutan,” jelasnya. (andi)