INFOSULSEL.COM, MAKASSAR — Peran Millenial dalam Pilkada serentak di sejumlah Kabupaten Kota di Sulsel menjadi sorotan dan pembahasan dalam dialog Kebangsaan yang digelar oleh Formasel di Upnormal Cafe, Rabu (11/11/2020).
Ketua Formasel, Rahmat H Amahoru mengatakan dialog ini digelar dengan tujuan untuk menekan angka Golput, mengingat tahun 2018 lalu angkanya cukup besar.
“Ada apatisme di kalangan pemuda. Itu yang ingin kita rubah. Mudah mudahan dengan dialog ini, setidaknya bisa menumbuhkan partisipasi kalangan millenial dan mahasiswa,” katanya.
Dua akademisi tampil sebagai pembicara yakni Dr Ruslan Renggong dan Dr Baso Madiong. Keduanya membedah peran para millenial dalam Pilkada 9 Desember mendatang.
Dr Ruslan Renggong adalah Dekan Fakultas Hukum Universitas Bosowa 45. Ia memulai dengan mendefinisikan istilah millenial.
‘’Millenial cenderung diartikan sebagai seorang pemuda atau pemudi berusia antara 15 tahun sampai 22 tahun.
Merujuk hak itu, millenial cenderung memiliki karakter yang tidak mudah percaya. Tidak mau diatur sehingga kadang memilih untuk tidak terlibat dalam politik electoral,”papar Ruslan.
Hal ini, kata dia sangat disayangkan. Sebab di era kemerdekaan, pemuda kala itu justru begitu aktif terlibat dalam politik.
‘’Proklamasi dan terpilihnya Soekarno sebagai Presiden Pertama tidak bisa dipungkiri adalah andil besar pemuda. Inilah seharusnya menjadi evaluasi,’’ katanya.
Jika kemudian millenial sekarang cenderung menjauh dari politik electoral, menurutnya karena mindset, sehingga benar-benar harus diubah.(*/riel)