INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Setelah menempuh pendidikan 1 tahun 8 bulan di Deraya Flying School (DFS), Jakarta , kini Putri Mardova Reza Ali resmi menjadi pilot di usianya yang ke 20. Ia bahkan dinobatkan sebagai lulusan pilot terbaik batch 14.
Putri diwisuda bersama 25 pilot baru lainnya di gedung Graha Dirgantara, Jalan Protokol Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (21/3/2019).
Putri adalah anak bungsu pasangan mantan anggota DPR RI Reza Ali dan Munarfia Evi Mangnga. Keduanya hadir saat wisuda. Di sekolah penerbangan swasta tertua di Indonesia itu Putri menyelesaikan pendidikan pada program Commercial Pilot License Instrumen Ratting. Gelar yang disandangnya, CPL-IR.
Gadis kelahiran Makassar 22 Juni 1998 merupakan satu dari dua pilot perempuan yang baru diwisuda. Ia mengantongi total 205 jam. Masing-masing 167 jam terbang dan 38 jam simulator.
Putri menyelesaikan pendidikan di empat base Deraya di Jakarta, Solo, Cilacap, dan Palembang. Selama hampir 2 tahun ia mengumpulkan jam terbang dengan pesawat Cessna 172 dan Piper Seneca.
Ayah Putri, Reza Ali mengaku bangga dan terharu menyaksikan putri satu-satunya itu diwisuda dan menjadi seorang pilot perempuan. Profesi yang jarang digeluti oleh kaum hawa.
“Ini hadiah terindah yang saya rasakan. Betul-betul terharu dan bangga melihat putri saya diwisuda dan kini menjadi seorang pilot perempuan,” kata mantan Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini saat dihubungi melalui telepon genggamnya.
Ia berharap ilmu yang didapat putrinya dan profesi barunya sebagai pilot bisa bermanfaat, baik untuk dirinya maupun masyarakat
DFS merupakan sekolah pilot swasta pertama di Indonesia. Sekolah penerbangan ini didirikan pada tahun 1972. Diprakarsai oleh Siti Rahayu Sumadi dari Boediharjo Group.
Reza Ali berharap Putri terus belajar dan belajar. Sebab, kata Reza yang kini mengelola restroran terkenal, Ombak Cafe & Resto di Jl Ujungpandang No 6 Makassar itu menyebut tantangan di dunia penerbangan ke depannya makin besar.
Dengan pengalaman selama 46 tahun, DFS telah melahirkan banyak pilot andal yang telah bekerja di berbagai maskapai penerbangan, baik dalam maupun luar negeri.
Sebagai sekolah penerbangan yang berkomitmen menjaga kualitas lulusannya, sekolah penerbangan ini terus berbenah diri dengan selalu melakukan training dan refreshment bagi Instructorsnya. Juga dengan menyediakan program yang sesuai dengan perkembangan industri penerbangan.
Saat ini DFS juga telah membuka program baru, yaitu Type Rating untuk Airbus 320, Boeing 737, dan ATR 47/72 dengan standard EASA.
Secara rutin, Deraya Flying School menggelar acara wisuda dua kali dalam setahun. Dengan masa pendidikan selama kurang lebih 2 tahun, dengan mengantongi minimal 160 jam terbang dan minimal 45 jam berkutat dengan simulator pesawat terbang. Para kadet di sekolah khusus ini berhak menyandang license PPL-CPL-IR.
Dalam sambutannya, Kepada Sekolah Deraya Flying School, Captain Suparno Muanam, mengatakan bahwa tugas para wisudawan belum selesai karena masih banyak tugas-tugas yang menanti di depan.
“Maskapai-maskapai saat ini membutuhkan banyak pilot, tapi tentunya pilot-pilot yang akan dipilih adalah yang berkualitas. Karena itulah para wisudawan harus mengembangkan diri lagi agar bisa memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan maskapai yang bersangkutan,” tuturnya.
Penulis : Asri Syahril