Penantian Panjang 19 Tahun, Saatnya PSM Juara…!

Kenangan 19 tahun lalu saat PSM juara musim 1999-2000. Ribuan suporter mengiririgi pemain, pelatih dan official keliling kota Makassar.

INFOSULSEL, MAKASSAR – HARI ini, Ahad (28/7/2019) tepat di partai final Piala Indonesia 2018, tropy juara yang pernah diboyong ke Makassar telah berusia 19 tahun 5 hari. Tepatnya pada 23 Juli 2000. Ketika itu duet pelatih  Syamsuddin Umar dan Henk Wullems membawa Juku Eja ke Singgasana. Pasukan Ramang  menjadi Campiun Liga Indonesia musim 1999-2000.

Alimuddin Usman mengangkat tropy juara pada 27 Pebruari 1992 saat PSM juara di era Perserikatan.(DOK)

Adalah Ansar Abdullah (kiper) dan  Syamsuddin Batola  yang saat ini salah satu asisten pelatih Darije Kalezic,  Ronni Ririn dan kawan-kawan saat itu membawa PSM juara. Gelar juara itu diraih setelah mereka membungkam Pupuk Kaltim (PKT) Bontang dengan skor tipis, 3-2.

Bacaan Lainnya
Kondisi saat itu mirip seperti yang dirasakan pencinta PSM saat ini. Haus juara selama 8 tahun lamanya tak pernah lagi mengangkat tropy pada 27 Pebruari 1992. Kala itu  Faisal Maricar dan kawan-kawan menbawa Pauskan Ramang juara.

Sebelum itu  26 tahun lamanya masyarakat Sulsel juga pernah menanti gelar ketika terakhir Ramang dkk mempersembahkan gelar juara untuk pertama kalinya.

Kini 19 tahun telah lewat. PSM kembali telah berada di partai final leg kedua Piala Indonesia 2018. Wiljan Pluim dan kolega akan menjamu tamunya Persija Jakarta pada partai final Piala Indonesia 2018. Stadion Mattoanging salah satu stadion bersejarah di negeri ini kembali akan menjadi saksi sejarah.

Lawan yang dihadapi bukan tim asing di mata publik sepakbola Makassar. Ini adalah sebuah laga klasik dua tim era Perserikatan, kembali berseteru di partai puncak.

Seru, itu sudah pasti. Juga dijamin akan berlangsung panas. Sebab kedua tim sama-sama ingin meraih gelar. Kedua tim juga punya alasan berbeda. Persija berambisi mengawinkan gelar juara Liga 1 2018 yang diraih musim lalu dan juara Piala Indonesia 2018. Sementara PSM memang benar-benar punya ambisi besar karena ingin mengakhiri dahaga gelar selama 19 tahun. Inilah moment yang tepat. Jangan tunggu sampai 20 tahun lagi.

Berkaca pada gelar yang diraih PSM 27 tahun lalu. Saat itu materi Pasukan Ramang terbilang pas-pasan. Tapi mampu mempersembahkan gelar juara. Itu  karena idealisme Siri na Pacce.

Ribuan suporter PSM mengiringi para pemain dengan tropy juara musim 1999-2000.

Bandingkan dengan materi pemain yang ada saat ini. Sejumlah pemain PSM adalah eks pemain timnas. Di barisan depan ada Ferdinand Sinaga dan M Rahmat.  Di tengah Rezky Pellu dan Rasyid Bakri serta pemain muda potensial Asnawi Mangkualam, putra legenda PSM Bahar Muharram. Di belakang ada Si jangkung, Abdul Rahman.

Di sisi lapangan sang arsitek Darije Kalezic adalah pelatih yang kaya pengalaman. Dua asistennya  Bahar dan Syamsuddin Batolla sama-sama punya pengalaman membawa PSM juara. Inilah salah satu  tim terbaik yang pernah dimiliki PSM sejak lahir  1915. Jika masyarakat berharap lebih, tentu itu hal yang wajar.

Darije memahami keinginan publik sepakbola tanah Bugis akan pentingnya gelar juara. Apalagi 19 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah penantian. Karena itu ia  mengaku akan memaksimalkan final leg kedua Piala Indonesia, ini.

Kekalahan 0-1 yang harus diterima timnya pada leg pertama ketika berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta tak membuatnya pesimis dengan peluang untuk merengkuh trofi juara.

“Kami sudah tidak sabar lagi memulai pertandingan. Tim sudah berlatih cukup baik. Saat ini saya fokus pada tim. Kami bertarung untuk trofi tersebut setelah 19 tahun. Agar bisa menang dan juara,” tegas Darije pada jumpa media Sabtu (27/7/2019).

Untuk memastikan timya benar-benar siap Darije tak mau mengumbar strategi yang akan digunakannya. “Formasi, strategi, akan Anda ketahui satu jam sebelum pertandingan,” ujar dia, serius.

Ia juga enggan membuka siapa pemain Persija Jakarta yang nantinya bakal mendapat perhatian khusus. “11 pemain Persija kita waspadai. Tren buruk di laga kami sebelumnya, mungkin jadi respon kurang baik untuk mereka. Namun kami tidak lihat itu. Kami fokus 100 persen ke pertandingan saja,” tegas dia lagi.

Pada pertandingan nanti, PSM Makassar dipastikan tak bisa turun dengan kekuatan terbaiknya. Karena gelandang Marc Klok harus absen karena akumulasi kartu.

Tapi darije tidak kwatir. Sebab ada beberapa nama yang berpotensi menggantikan peran Marc Klok. Diantaranya M. Arfan, Rasyid Bakri atau bahkan Asnawi Mangkualam yang selama ini kerap dipasang sebagai wing back. Ia  bisa dikembalikan ke posisi aslinya sebagai gelandang.

Nah, tunggu apa lagi. Jangan tunggu 20 tahun. Cukup 19 tahun menanti. Kini, saatnya PSM Juara.

 

(Sri Syahril)

Pos terkait