INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar tampak gagap dalam menangangi Corona Virus Desease (Covid-19). Alih-alih telah menyiapkan segala hal dalam menghadapi Covid-19, faktanya tidak demikian.
Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi paramedis di rumah sakit dan puskesmas Kota Makassar misalnya. Sejumlah rumah sakit dan puskesmas terus mengeluhkan ketersediaan alat itu. Mereka bahkan sampai membuka peluang donasi secara umum.
Akibat kelangkaan itu, sebagai pejabat pemerintah tertinggi di Kota Makassar, PJ Wali Kota Makassar sekaligus Ketua Gugus Tugas penanganan Covid-19 Makassar Iqbal Suhaeb, didesak untuk lebih kreatif menangani masalah ini.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Makassar Adi Rasyid Ali mengaku heran mengapa Pemkot Makassar kurang memaksimalkan keterlibatan pihak swasta. Padahal keterlibatan pihak swasta juga merupakan kewajiban secara sosial.
“Pak PJ Wali Kota Makassar (Iqbal Suhaeb) harus lebih kreatif. Kenapa Pemprov Sulsel CSR banyak yang ingin berkontribusi, kenapa Pemkot sepertinya tidak ada, artinya kurang kreatif,” tegas ARA, saapaan akrab Ketua Demokrat Kota Makassar itu, Senin (6/4/2020).
Padahal, kata ARA, pihak Pemkot juga bisa memanfaatkan Coroporate Social Responsibility (CSR) dari banyaknya perusahaan yang ada di Kota Makassar untuk terlibat dalam mem-backup kekurangan ini.
“CSR itu sangat bermanfaat, libatkan bantuan masyarakat jangan cuma uang PAD saja yang dipake. Tapi CSR, sudah ada beberapa pengusaha yang membantu, kumpulkan CSR. Pemkot harus kreatif,” tutup ARA.
Di berbagai kesempatan, PJ Wali Kota Iqbal Suhaeb terus berdalih jika permasalahan dalam menangani Covid-19, khususnya pengadaan APD, bukan pada kesiapan anggaran, namun lebih kepada ketersediaan penyuplai (suplayer) APD.
“Sementara kita upayakan memang dari supplier, itu pun terbatas. Kalau terkait anggaran, sudah ada anggaran dan sudah ada pemesanan. Kita lewat katalog, kita sudah pesan itu tidak lewat tender,” beber Iqbal Suhaeb.
Selain masalah APD bagi paramedis rumah sakit dan puskesmas, Kota Makassar juga menghadapi masalah ketersediaan logistik pangan bagi warga ekonomi bawah di tengah masa social distancing yang mengharuskan mereka tinggal di rumah.
(andi)
red: gun