ARA Tegaskan Cabut Izin W Super Club : Jangan Sampai Masyarakat Makassar Marah 

Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Adi Rasyid Ali.(FOTO: RIEL)

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Kehadiran W Super Club yang baru saja diresmikan oleh Hotman Paris di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar menuai  sorotan dari berbagai pihak. Tidak sedikit yang menolak keberadaan clubing tersebut.

Teranyar sorotan datang dari Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Adi Rasyid Ali. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Makassar ini menegaskan tidak pernah melarang siapapun berinvestasi di daerah ini, tapi tetap harus menjaga etika dan moral anak bangsa.

Bacaan Lainnya

“Siapapun boleh berinvestasi.  Tapi Jangan rusak moral generasi muda. Jaga moral, etika, adat dan adab,” tegas politisi yang karib disapa ARA ini.

Oleh karena itu Adi Rasyid Ali meminta kepada Walikota Makassar untuk mencabut izin tempat hiburan tersebut dan melarang beroperasi.

“Sejak awal ini barang sudah menjadi polemik.  Karena itu sebelum masyarakat Makassar marah, hentikan THM ini beroperasi,” pekik ARA lagi.

Sejak tempat clubing mewah tersebut  beroperasi memang sudah menuai kontroversi. Kehadirannya dinilai mengundang kemaksiatan dan merusak moral agama generasi muda.

Organisasi Muhammadiyah Makassar salah satu yang juga menolak keras kehadiran tempat maksiat ini. Bahkan Muhammadiyah  sudah menyurati Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto. Mereka meminta agar tidak memberi izin dan menindaklanjuti ke pihak Club untuk tidak beroperasi demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Saya sepakat jika clubing tersebut tak beroperasi di Makassar,” ujarnya.

Legislator tiga periode itu pun berharap Wali Kota mencabut kembali izin Super Club Hiburan malam itu. “Jangan biarkan beroperasi. Jangan sampai masyarakat Kota Makassar marah,” kata ARA mengulangi penegasannya.

“Jangan sampai W Super Club menjadi fasilitator prostitusi. Sebagai wakil rakyat,  saya wajib mengingatkan kepada kita semua bahwa kehadiran THM tersebut lebih banyak  mudaratnya dari pada manfaatnya. Sekali lagi saya tegaskan, tutup. Tidak ada toleransi untuk tempat maksiat di Makassar,” tegas Adi Rasyid Ali.(riel)

Pos terkait