INFOSULSEL.COM, JAKARTA | Yayasan Haji Muslimat NU bersama Yayasan Astana Penanggulangan Berncana bersama PT Pfizer Indonesia mengadakan forum silaturahmi dan talk show bertajuk “Sadar Kesehatan: Pencegahan Risiko Pneumonia Bagi Jemaah Haji dan Umrah.”
Talk show berlangsung di dua tempat berbeda, Sambat Luwe, Malang pada 11 Mei 2024 dan Kayana Resto Surabaya pada 12 Mei 2204. Acara ini dihadiri sekitar 300 peserta. Mereka berasal dari berbagai perwakilan Panitia Penyelenggara Ibadah Umrah (PPIU), Pimpinan Pondok Pesantren, dan Muslimat Nahdathul Ulama Jawa Timur.
Acara ini mengangkat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan yang lengkap. Salah satunya vaksinasi pneumonia selama perjalanan ibadah haji dan umrah di tanah suci.
Selain itu, forum ini jadi wadah diskusi lintas pemangku kepentingan. Seperti Direktorat Jendral Penyelenggara Haji Umrah (PHU) Kementerian Agama, Muslimat Nahdatul Ulama (NU), Silaturahmi Haji dan Umrah Indonesia (SAHI), Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI), Pusat Kesehatan Haji, yang saling berkomitmen untuk peningkatan pengelolaan ibadah haji dan umrah yang lebih baik.
Data menyebutkan selama 2023 jumlah jemaah umrah di Arab Saudi mencapai rekor 13,55 juta jemaah atau meningkat 58% dari tahun 2019. Jemaah asal Indonesia mencapai 808.301 selama periode Januari – Agustus 2023. Sedangkan jumlah jemaah Haji dari seluruh dunia pada 2023 mencapai 1,8 juta orang. Dari jumlah tersebaut 221.00 orang merupakan jemaah haji Indonesia. Rinciannya 61.536 jemaah masuk kategori lanjut usia (65 tahun keatas).
Laporan dari Kementerian Agama menyebutkan 773 jemaah wafat, dan 562 orang di antaranya termasuk kategori lansia. Penyakit terbanyak yang menyebabkan meninggal dunia ialah pneumonia, sepsis, syok kardiogenik, dan infark miokard akut (serangan jantung).
Mayoritas jemaah Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai kelompok berisiko. Sebab, usia mereka cenderung tua dan adanya penyakit penyerta atau komorbid. Selain itu, tingginya jumlah jemaah dari berbagai negara dan perubahaan iklim semakin menegaskan perlunya penerapan protokol kesehatan untuk menjamin keselamatan jemaah haji dan umrah. Terlebih masa ibadah yang lebih lama. Maka perlu mendapat perhatian lebih dalam persiapan dan penerapan protokol kesehatan.