Duel 2 Pemulung Usai Pesta Ballo, 1 Tewas di Kanal,1 Masuk Bui  

INFOSULSEL.COM, MAKASSAR – Tuak membawa petaka. Dua remaja usaia 16 dan 19 tahun jadi korban. Satu masuk penjara, satunya tewas kecebur dalam kanal yang penuh dengan air comberan berwarna hitam pekat dan berbau.

Kifli Daeng Soka, terpaksa meringkuk di balik jeruji besi.

Peristriwa itu terjadi di Jalan Adhyaksa Baru Lorong V Kelurahan Pandang Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sabtu (30/12/2017) tengah malam sekitar pukul 23.55 WITA.

Bacaan Lainnya

Oleh warga Lorong V di Jalan Adhyaksa Baru, pelaku, Kifli Daeng Soka (16) dan korban, Agung (19) dikenal bersahabat. Keduanya sering sama-sama keliling mencari barang bekas sebagai pemulung.

Bersama kawan-kawannya hampir setiap malam pula usai magrib, atau sore hari keduanya duduk satu meja menikmati  ballo (tuak) sampai mabuk. Mereka biasanya bubar sampai tengah malam. Bahkan kadang di saat hari berganti.

Malam itu, Sabtu (30/12/2017)  seperti biasa dua sahabat ini bertemu di sebuah lontang. Sabil menikmati tuak mereka ngobrol dan bernyanyi. Entah berapa gelas minuman haram itu membasahi tenggorokannya. Jelang tengah malam, mereka bubar.

Di perjalanan pulang, keduanya cekcok. Belum jelas penyebabnya. Perkelahian pun tak terhindarkan. Kifli yang merasa lebih junior, berusaha menghindar. Ia lari menuju pinggir kanal. Agung terus mengejar. Adu jotos dua remaja yang tengah mabuk ini pun tak terhindarkan. Mereka tak sadar berantem di pinggir kanal.

Namun Agung kalah gesit.  Dengan refleks tendangan kaki kanan Kifli menghujam dada Agung. Agung pun terhempas ke dalam kanal yang saat itu airnya tengah pasang karena baru saja hujan turun dengan derasnya.

Usai melakukan aksinya Kifli membiarkan kawanya itu yang tengah berusaha melawan maut di dalam kanal. Teriakan minta tolong, tak digubris.  Kifli, cuek. Ia tetap berjalan dengan gontai tanpa arah yang jelas di bawah hujan gerimis yang membasahi tubuhnya.

Untungnya teriakan Agung didengar saudara kandungnya, Rusli dan seorang kawannya, Jampang. Keduanya terjun ke kanal dan berusaha mengevakuasi korban. Namun usahanya terlambat. Saat dibawa ke rumahnya Agung sudah tak sadarkan diri.

Pihak keluarga sudah berusaha menolong dengan cara yang sederhana. Menindis dada korban. Tapi tak ada perubahan. Agung lalu dilarikan ke Rumah Sakit Faisal. Sayangnya, dalam perjalanan maut menjemputnya.

Di tempat lain Kifli tersadar setelah mendapat kabar kalau sahabatnya, sudah tak bernyawa. Nasi sudah menjadi bubur,  penyesalan Kifli tak lagi berguna. Saat itu juga ia menyerahkan diri ke pos Polda Sulsel yang tak jauh dari tempat kejadian perkara.

‘’Pelakunya sudah menyerahkan diri ke Posko Resmob  Polda Sulsel dan selanjutnya diserahkan ke Polsek Panakkukang,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polisi Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) Komisarsi Besar (Kombes) Polisi Dicky Sondani.

Usai diperiksa pelaku selanjutnya diserahkan ke Polsek Panakkukang. Kasus penganiayaan berat yang menyebabkan hilangnya nyawa otang ini telah dilaporkan sesuai LP/1889/XIl/2017/Restabes mks/polsek Panakkukang.

Akibat mabuk tuak, dua orang bersahabat ini harus menanggung perbuatannya. Sesal kini tiada berguna. Kini Kifli harus meringkuk di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.  Sementara Agung kini tinggal nama. Semua karena mabuk, mabuk tuak.

 

Penulis : Asri Syahril

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait