Susu Murni Bahan Baku SKM Dipasok dari Peternak Sapi Perah Lokal

Dua peternak susu sapi perah lokal membawa galon susu menuju koperasi untuk dijual.
Susu kental manis (SKM) aman dikonsumsi. Bahan bakunya yang mengandung susu segar dalam negeri dipasok dari peternak sapi lokal.

INFOSULSEL.COM,MAKASSAR —  Susu segar, merupakan salah satu bahan utama dari susu kental manis. Susu murni tersebut didapat dari puluhan ribu peternak sapi perah dari berbagai daerah di pulau Jawa.

Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi menjelaskan, peternak sapi lokal menggantungkan hidupnya dari besarnya potensi pasar susu di tanah air. Salah satunya produk susu kental manis.

Bacaan Lainnya
“Setiap hari ribuan ton susu segar tersebut sudah melewati proses quality checking dari koperasi-koperasi susu sebelum dikirimkan ke berbagai industri pengolahan susu,” papar Dedi yang juga menjabat sebagai Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).
Seorang peternak sapi perah membersihkan kandang sapi agar kesehatan sapi tetap terjaga.

Dedi mengakui, hubungan antara peternak sapi dan pabrikan susu telah berlangsung sejak 1870-an  ketika pertama SKM muncul di Indonesia. Mereka tergabung dalam GKSI. Anggotanya mencapai 120.000 peternak.

Kapasitas produksi pabrik SKM dalam negeri saat ini mencapai 812 ribu ton per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp 5,4 triliun. Total penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.652 orang.

Aun Gunawan, Ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) berharap pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di industri susu dapat memiliki visi sejalan mengingat potensi industri ini sangat besar.

Aun menyebut tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hanya 12 liter per orang per tahun.

‘’Bandingkan negara ASEAN lainnya yang sampai lebih dari 20 liter per kapita per tahun. Padahal sebagian besar bahan baku produksi susu mereka masih diimpor,” katanya.

Karena itu peternak sapi lokal tengah berupaya untuk mengejar kebutuhan bahan baku susu segar untuk industri susu dalam negeri. Ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada susu.”

“Kehadiran berbagai macam isu dalam pasar susu yang menjadikan polemik dapat semakin memberatkan pelaku industri susu. Ini juga akan berpengaruh pada pendapatan peternak sapi perah. Potensi investor  dalam membuka peluang membangun pabrik pengolahan susu atau peternakan susu jadi enggan berinvestasi karena harus berhadapan dengan kondisi – kondisi seperti ini,”  tegas Aun.

Corporate Affairs Director, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) Andrew F. Saputro menuturkan, selama ini pihaknya telah bekerja sama dengan peternak sapi lokal untuk memasok bahan baku bagi perusahaan sejak lama.

“Berkembangnya industri susu sudah tentu akan meningkatkan kebutuhan bahan baku susu segar. Setiap harinya kami menerima ratusan ton susu segar dari peternak sapi perah di berbagai area di pulau Jawa,” akunya.

Sebagai bagian dari FrieslandCampina yang juga sebuah koperasi, sudah menjadi komitmen utama melakukan program kemitraan dengan para peternak sapi perah lokal. Ini  agar susu segar yang dihasilkan berkualitas dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan peternak. Hasilnya juga dapat  diolah menjadi produk-produk susu berkualitas.

‘’Frisian Flag akan terus hadir untuk mendukung pemenuhan gizi keluarga Indonesia melalui produk – produk yang telah memenuhi standar pengolahan yang tinggi dan berpaku pada regulasi yang berlaku baik BPOM, SNI maupun Codex, salah satunya seperti Susu Kental Manis Frisian Flag,”  katanya.

Kementerian Perindustrian telah menetapkan industri pengolahan susu sebagai salah satu industri prioritas. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih mengimpor 2,6 juta ton per tahun.

Pemerintah telah membuat roadmap pengembangan kluster industri pengolahan susu. Roadmap itu ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 122/M-IND/PER/10/2009.

 

Penulis : Asril

Pos terkait