Komitmen KONI dan Pemprov Sulsel Majukan Prestasi Dipertanyakan
INFOSULSEL.COM, MAKASSAR– Erwin Abdullah, ayah sekaligus pelatih lifter asal Sulsel, Rahmat Erwin Abdullah, yang baru saja memecahkan rekor dunia dan menjadi juara dunia akhir 2022 lalu, mengaku kecewa dengan sikap KONI Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
Menurutnya, meski anaknya Rahmat Erwin Abdullah baru saja membawa nama Sulsel di kancah internasional dan menjadi juara dunia pada kejuaraan dunia angkat besi 2022 di Gran Carpa Americas Corferias, Bogota, Kolombia, 10 Desember 2022, lalu namun sama sekali tidak diapresiasi.
”Sama sekali tidak ada respon dari KONI Sulsel, apalagi Pemrov Sulsel. Padahal kami pulang dari kejuraan dunia dan kembali ke Makassar 24 Desember 2022. Saya buat story di’ IG. Saya tag KONI Sulsel dan Dispora Sulsel. Tapi tidak satupun ada tanggapan yang kami dapatkan,” ujar Erwin Abdullah menjawab pertanyaan Infosulsel.com, Selasa (10/1/2023) siang.
Sebelum menjadi pelatih angkat besi tim merah putih Erwin Abdullah juga banyak membela Indonesia di berbagai ajang internasional. Ia termasuk salah satu atlet pada Olimpiade Athena 2004 silam. Tidak adanya respon itulah sampai Erwin mempertanyakan komitmen KONI dan Pemprov Sulsel memajukan prestasi olahraga di daerah ini.
”Mungkin Sulsel tidak sangat siap memiliki atlet juara dunia. Ucapan selamat saja tidak ada,” kata Erwin Abdullah, penuh kecewa.
Erwin juga menyoroti pelitnya Pemprov Sulsel menyediakan anggaran, sarana dan prasarana olahraga bagi atlet untuk berlatih.
”Sungguh luar biasa daerah saya ini. Perlu diketahui yang lebih parahnya lagi, kami cabang angkat besi ini tidak memiliki tempat latihan sampai saat ini pasca Stadion Mattoangin dibongkar hancur,” ungkap Erwin Abdullah.
Hal senada juga disampiakan sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor). Komitmen dan ketidakpedulian Ketua KONI Sulsel, Yasir Machmud terhadap prestasi olahraga Sulsel, tetu saja akan berdampak pada prestasi olahraga di daerah ini, baik di kancah nasional terlebih pada level internasional. Karena itu desakan mundur disuarakan oleh pengurus cabor.
”Yasir Machmud seharusnya tahu dirilah. Kalau sadar tidak mampu, mending mundur saja sebagai Ketua KONI Sulsel. Dari pada atlet yang sudah latihan keras selama bertahun-tahun jadi korban. Masih banyak orang yang sebenarnya jauh lebih mampu,” tegas Nukhrawi Nawir, akademisi, pengurus sejumlah cabor dan mantan pengurus KONI Sulsel.
Pengurus cabor lainnya mendukung pernyataan Nukhrawi. Bahkan Yasir Machmud dinilai hanya mengumbar janji. Salah satunya, janji mendapatkan puluhan miliyar dana hibah KONI Sulsel. Ternyata hanya isapan jempol belaka. Nyatanya alokasi anggaran untuk KONI Sulsel tahun anggaraan 2023 tetap hanya Rp 5 miliar. Sama seperti tahun sebelumnya.
”Yang diajukan memang hanya Rp 5 miliar. Padahal saya barharap KONI dan Dispora Sulsel bisa mengajukan Rp 20 miliar, Rp 30 miliar, Rp 40 miliar atau Rp 60 miliar. Ini kita mau minta pertanggungjawaban mereka, khususnya Pemrpv Sulsel. Apalagi tahun ini, kan semua cabor akan menghadapi Pra PON. Butuh biaya besar,” ungkap Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Rahman Pina saat hadir sebagai narasumber pada dialog terbuka akhir tahun bertema ‘Carut Marut Pengelolaan Olahraga di Sulsel, Strategi dan Solusi yang dilaksanakan di Cafe Ombak, 26 Desember 2022, lalu.
”Ini bukti ketidakseriusan dia mengelolah KONI Sulsel. Katanya dekat dengan Gubernur. Buktikan dong. Kalau tidak bisa, mundur saja,” sebut Sudirman, salah satu pengurus Forki Sulsel.
Yasir Machmud juga dinilai tidak mampu berkomunikasi dengan Pemprov Sulsel untuk mendapat anggaran yang memadai. Seperti kata Rahman Pina, tahun ini seiluruh cabor membutuhkan biaya besar guna mengahadapi Pra Pekan Olahraga Nasional (PON). Minimnnya alokasi anggaran untuk KONI Sulsel jadi alasan para pengurus cabor meminta Yasir Machmud segera meletakkan jabatan agar atlet dan prestasi olahraga tidak jadi korban.
Minimnya alokasi anggaran untuk membiayai prestasi olahraga, juga tidak adanya sekadar ucapan selamat kepada Rahmat Erwin Abdullah yang meraih juara dunia dan memecahkan rekor dunia kejuaraan angkat besi dunia menjadi bukti kerja keras atlet yang selama ini mengharumkan nama baik Sulsel di kancah nasional maupun internasional, tidak dihargai, baik oleh Keua KONI Sulsel maupun Pemprov Sulsel. (riel)