INFOSULSEL.COM, MAKASSAR | Tim pemenangan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ST Diza Rasyid Ali nomor urut 17, Irmawati Syahrir menyayangkan sistem aplikasi Sirekap milik KPU RI yang bermasalah. Pasalnya, sistem Sirekap terjadi penggelembungan perolehan suara yang begitu besar di sejumlah TPS yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Diantaranya terjadi TPS 014, Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal yang sama juga terjadi di TPS 008, Pajukukang, Bontoa, Kabupaten Maros. Kasus yang sama juga terjadi di Macanang, Majauleng, Kabupaten Wajo.
Di TPS 014, Manarang, Mattiro Bulu, Pinrang, misalnya. Ada tiga calon anggota DPD RI yang memperoleh suara sampai 600 sampai 800 ratus lebih. Masing-masing Hatta Marakarma nomor urut 4 meraih suara 808. Nomor urut 5 Al Hidayat Samsu 821 dan Yusran Paris nomor urut 6 meraih suara 803.
Sedangkan Prof Idrus Paturusi dan Musa Salusu masing-masing meraih suara 603 dan 800. Jika ditotal jumlah suara untuk lima kandidat hasilnya 3.832 suara. Sementara jumlah wajib pilih di TPS ini hanya 200 lebih.
‘’Mengherankan. Sebab total akumulasi jumlah suara sah dan tidak sah di TPS ini hanya 195. Lalu dari mana asalnya total suara yang sampai 3 ribuan itu. Memang ada dalam satu TPS jumlah wajib pilih sampai ribuan? Suara siluman dari mana itu untuk memenangkan calon-calon tertentu,” pekik Irma dengan suara lantang sembari mempertanyakan profesionalisme KPU dalam mengelola aplikasi Sirekap tersebut.
Hal yang sama juga terjadi di TPS 008, Pajukukang, Bontoa, Kabupaten Maros. Di TPS ini calon nomor urut 5, Alhidayah Samsu lagi-lagi meraup suara yang tidak masuk akal yakni 872. Sementara Andi Yagkin Padjalangi, meraup suara 884. Hatta Marakarma meraih 887 suara.
Ironisnya jumlah pengguna hak pilih dalam DPT di TPS tersebut hanya 156. Yang mengherankan lagi, jumlah pengguna hak pilih di TPS ini tercantum 459. Kasus yang sama juga terjadi di Macanang, Majauleng, Kabupaten Wajo.
“Di daerah perkotaan saja seperti ini terjadi. Bagaimana di pelosok-pelosok. Kasihan para KPPS yang sudah bekerja siang malam. Namun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan,” cetus Irma saat dihubungi media ini, Sabtu (17/2/2024).
